matahari pagi menyapa diriku yang terus terpana. wangi tubuhmu tercium, akupun menahan sambil mengulum senyum.
waktu tujuh bulan yang lalu , namun kuingat selalu.
dari balik kacamataku, aku memandangmu hingga terpaku .
Mengikuti gerak mata dan bahasa tubuh yang buat aku kian makin terjatuh.
aku memang terlalu miris, tanpa sadar cinta membunuhku secara sadis.
rasa untukmu itu memang ada.
kita memang adalah seorang teman, tapi salah satu hati ingin jadi pasangan.
Aku tak selalu indah, karena hatiku sering gundah.akupun tak pandai, juga tak bisa berandai-andai. aku hanya mengikuti alur takdir, siapa tahu hati tak disambar petir. karena itu aku tak pantas lebih dari teman.
manusia seperti aku, tak bisa mengatakan apapun kepada kamu.
aku hanya bisa mengatakan aku 'baik' saja , padahal hati nyatanya sangat terluka.
fikiranku selalu dipenuhi olehmu
padahal kamu tidak ingat denganku.
kata hatiku kamu berkata rindu, padahal semua itu hanya semu. kuyakini, rasa ini hanya berat sebelah, dan kenyataan itu buatku terbelah-belah.
kusadari dan kusadari lagi.
kita pernah sejenak bahagia bersama.
meski bahagiamu tak sepenuhnya tertuju padaku.
percayalah;aku hanya gadis hampir enambelas tahun menyukai seorang yang sepertinya sudah bisa disebut sebagai seorang pria.
percayalah; rasa ini hanya ingin dipercayai, bukan untuk dikasihani.
aku begitu terpikat pada cara pandangmu yang penuh makna tersirat.
kamu terlihat menyebalkan tapi itu sisi dirimu yang aku sangat rindukan.
aku begitu banyak pengharapan, tapi aku tak dapat berharap sedikitpun kepada kamu.
tetap melihat kamu; adalah salah satu permintaan yang kuselipkan dalam doaku.
dan dicintai kamu; adalah mimpiku yang tak pernah terdengar olehmu.
pagi itu, saat aku mulai masuk waktu saat teduh dan berdoa pada Tuhan-ku,
aku memohon untuk selalu bisa menjadi temanmu;setidaknya.
setidaknya, aku berada dalam daftar nama temanmu , meski tak ku pungkiri aku ingin lebih dari itu.
karena selama angin tetap berhembus, kuharap aku selalu diingat meski kamu didalam bus.
karena selama kita masih di Indonesia, kuharap aku selalu diingat meski kamu telah amnesia.
karena selama jarak kita tetap jauh, ku harap aku akan selalu diingat meski kamu sedang jenuh.
rasa untukmu itu memang ada.
Salam untukmu,
Aku.